Jakarta, AktualPost.com – Industri hiburan Indonesia sedang berduka dengan kepergian penyanyi legendaris, Titiek Puspa. Sosok yang dikenal dengan suara emasnya dan karya-karya abadi ini meninggal dunia pada Kamis (10/4/2025) pukul 16.25 WIB di Rumah Sakit Medistra, Jakarta Selatan, pada usia 87 tahun.
Berita duka ini telah dikonfirmasi oleh keluarga dan manajer. Putri sulung almarhumah, Petty Tunjungsari, menyampaikan bahwa Titiek Puspa menghembuskan napas terakhir dengan tenang. “Innalillahi wa innailaihi rojiun, telah wafat ibu kami, Hj. Titiek Puspa, pada usia 87 tahun hari ini,” kata Petty dalam pernyataannya.
“Innalillahi wa innailaihi rojiun, telah wafat ibu kami, Hj. Titiek Puspa, pada usia 87 tahun hari ini,”
Petty juga memohon doa agar perjalanan terakhir sang ibu berjalan dengan lancar dan meminta maaf atas segala kesalahan yang mungkin dilakukan almarhumah semasa hidup.
Sempat Menjalani Perawatan Intensif
Sebelumnya, Titiek Puspa menjalani perawatan intensif akibat pendarahan otak yang terjadi pada akhir Maret 2025. Insiden itu terjadi saat almarhumah tengah syuting untuk sebuah program televisi swasta. Saat syuting, Titiek Puspa jatuh pingsan dan langsung dilarikan ke rumah sakit untuk menjalani operasi darurat.
Meskipun telah menjalani perawatan intensif selama sekitar 15 hari, kondisi kesehatan almarhumah terus menurun hingga akhirnya kabar duka tersebut datang pada sore hari kemarin.
Jenazah almarhumah akan disemayamkan di Wisma Puspa, kediaman pribadi di Pancoran Timur Raya, Jakarta Selatan.
Sosok Titiek Puspa
Titiek Puspa, yang lahir dengan nama Sudarwati di Tanjung, Kalimantan Selatan, pada 1 November 1937, dikenal luas di dunia seni Indonesia. Nama lahirnya sempat berganti menjadi Kadarwati sebelum akhirnya menjadi Sumarti. Namun, nama panggilannya sehari-hari adalah Titiek, sementara “Puspa” diambil dari nama ayahnya yang berarti bunga.
Sejak muda, Titiek sudah menunjukkan minat yang besar terhadap dunia seni, khususnya dalam bidang tarik suara. Bahkan, ia berani mengikuti festival musik tanpa sepengetahuan orang tuanya. Pada tahun 1954, Titiek berhasil meraih gelar Juara Bintang Radio Jenis Hiburan tingkat Jawa Tengah, yang menjadi awal dari perjalanan kariernya.
Kemenangan itu membawanya bertemu dengan Sjaiful Bachri, pimpinan Orkes Simphony Jakarta. Di bawah bimbingan Sjaiful, bersama pencipta lagu Iskandar dan suaminya Zainal Ardi, karier musik Titiek mulai berkembang pesat.
Pada tahun 1963, Titiek merilis album pertamanya yang berjudul Si Hitam dan Pita, yang berisi 12 lagu ciptaannya sendiri. Album ini menandai tonggak penting dalam perjalanan karier musiknya sebagai penyanyi dan pencipta lagu. Dedikasinya dalam dunia musik kemudian diakui dengan penghargaan BASF Award ke-10 pada 1994, untuk Pengabdian Panjang di Dunia Musik.
Selain sukses di dunia musik, Titiek juga aktif dalam dunia akting. Ia membintangi sejumlah film terkenal, seperti Minah Gadis Dusun (1966), Bawang Putih (1974), dan Inem Pelayan Sexy (1976). Tak hanya itu, Titiek juga tampil dalam berbagai pementasan teater dan iklan produk.
Selama perjalanan kariernya, Titiek Puspa menerima berbagai penghargaan bergengsi, antara lain Indonesian Choice Awards 2018 untuk Lifetime Achievement, serta Anugerah Komisi Penyiaran Indonesia 2018 untuk Pengabdian Seumur Hidup.
Beberapa waktu sebelum kepergiannya, Titiek dirawat di rumah sakit akibat kelelahan setelah menjalani padatnya aktivitas syuting di sebuah televisi swasta. Manajernya, Mia, mengungkapkan bahwa kondisi tersebut disebabkan oleh tingginya intensitas kegiatan yang dijalani almarhumah.
Kepergian Titiek Puspa meninggalkan warisan yang sangat besar bagi dunia seni Indonesia. Warganet pun turut merasakan duka cita atas kepergiannya. “Selamat jalan ibu seni Indonesia,” tulis seorang pengguna media sosial. “Karyanya akan selalu hidup di hati kami,” tambah netizen lainnya.
