Jakarta, AktualPost.com – Ulul Azmi adalah gelar istimewa yang diberikan kepada lima nabi dan rasul yang memiliki keteguhan dan kesabaran luar biasa dalam menjalankan tugas dakwah yang diemban. Dalam ajaran Islam, kita diwajibkan untuk meyakini bahwa Allah SWT mengutus nabi dan rasul untuk membimbing umat manusia. Dari 25 nabi dan rasul yang wajib diyakini oleh umat Islam, terdapat lima yang diberi gelar Ulul Azmi.
Kelima nabi yang mendapatkan gelar ini adalah Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa, dan Nabi Muhammad SAW. Gelar Ulul Azmi diberikan karena mereka menunjukkan keteguhan dan ketabahan yang luar biasa dalam menghadapi berbagai tantangan dalam menyampaikan wahyu dan perintah Allah SWT.
Berdakwah adalah tugas yang penuh dengan rintangan dan ujian. Para nabi dan rasul tidak hanya menghadapi penolakan dari kaumnya, tetapi juga sering kali harus menghadapi perlawanan bahkan peperangan. Meskipun demikian, mereka tetap menjalankan perintah Allah dengan penuh ketabahan dan kesabaran.
Lalu, apa sebenarnya yang dimaksud dengan gelar Ulul Azmi? Berikut penjelasan lengkapnya, yang telah dirangkum oleh AktualPost.com dari berbagai sumber, Jumat (7/5/2023).

Pengertian Ulul Azmi
Ulul Azmi adalah sebuah istilah yang terdiri dari dua kata, yaitu ulul yang berarti “memiliki” dan azmi yang berarti “keteguhan.” Dengan demikian, ulul azmi merujuk pada gelar yang diberikan kepada nabi dan rasul yang memiliki keteguhan hati dalam melaksanakan perintah dakwah Allah SWT.
Keteguhan yang dimiliki oleh nabi-nabi yang mendapatkan gelar ulul azmi ini tercermin jelas dalam berbagai kisah hidup mereka. Salah satunya adalah kisah Nabi Nuh AS yang diperintahkan untuk membangun bahtera besar sebagai upaya menyelamatkan kaumnya dari banjir besar. Meskipun pada saat itu tidak ada tanda-tanda alam yang menunjukkan akan terjadinya banjir atau hujan, Nabi Nuh tetap teguh menjalankan perintah Allah, meskipun kaumnya banyak yang mencemoohnya.
Selain Nabi Nuh AS, ada nabi-nabi lain yang juga mendapat gelar ulul azmi. Nama-nama nabi yang mendapatkan gelar ini disebutkan secara jelas dalam Alquran. Ulul Azmi sendiri merupakan gelar yang diberikan kepada rasul-rasul yang memiliki kedudukan istimewa karena ketabahan, kesabaran, dan keteguhan luar biasa mereka dalam menyebarkan wahyu dan agama Allah SWT.
Sebagaimana Allah SWT firmankan yang artinya…
”Jika demikian akibat orang-orang kafir yang menentangmu wahai Muhammad) maka bersabarlah engkau sebagaimana sabarnya Rasul-rasul “Ulul Azmi” (yang mempunyai keazaman dan ketabahan hati) dari kalangan Rasul-rasul (yang terdahulu daripadamu); dan janganlah engkau meminta disegerakan azab untuk mereka (yang menentangmu itu). Sesungguhnya keadaan mereka semasa melihat azab yang dijanjikan kepada mereka, merasai seolah-olah mereka tidak tinggal (di dunia) melainkan sekadar satu saat sahaja dari siang hari. (Penerangan yang demikian) cukuplah menjadi pengajaran (bagi orang-orang yang mahu insaf). Maka (ingatlah) tidak dibinasakan melainkan kaum yang fasik (derhaka).” (QS> Al-Ahqaaf: 35)
Selain dalam ayat tersebut, Allah SWT juga berfirman dalam ayat lain, yang artinya,
“Allah telah menerangkan kepada kamu di antara perkara-perkara agama yang Ia tetapkan hukumnya apa yang telah diperintahkanNya kepada Nabi Nuh a.s. dan yang telah Kami (Allah) wahyukan kepadamu (wahai Nabi Muhammad s.a.w.) dan juga yang telah Kami perintahkan kepada Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Musa a.s. serta Nabi Isa a.s., iaitu: Tegakkanlah pendirian agama dan janganlah kamu berpecah belah atau berselisihan pada dasarnya. Berat bagi orang- orang musyrik (untuk menerima agama tauhid) yang engkau seru mereka kepadanya. Allah memilih serta melorongkan sesiapa yang dikehendakiNya untuk menerima agama tauhid itu dan memberi hidayat petunjuk kepada agamaNya itu sesiapa yang rujuk kembali kepadaNya (dengan taat).” (QS. Asy-Syu’araa: 13)
Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa ulul azmi adalah gelar yang diberikan kepada nabi dan rasul yang memiliki ketabahan luar biasa. Gelar ini juga diberikan kepada mereka yang menunjukkan kesungguhan yang mendalam dalam menjalankan tugas dakwah. Ulul azmi mencerminkan kekuatan tekad dan keteguhan hati para nabi dan rasul, serta kesabaran yang luar biasa dalam menghadapi berbagai cobaan dan ujian.
Alasan Nabi dan Rasul Mendapatkan Gelar Ulul Azmi
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, ulul azmi adalah gelar yang diberikan kepada nabi dan rasul yang menunjukkan keteguhan hati serta kesabaran luar biasa dalam menghadapi cobaan dan ujian ketika menjalankan perintah dakwah dari Allah SWT.
Namun, tidak semua dari 25 nabi dan rasul yang wajib kita imani mendapatkan gelar ulul azmi. Gelar ini merupakan sebuah penghargaan istimewa yang hanya diberikan oleh Allah SWT kepada lima nabi dan rasul. Setiap nabi dan rasul yang memperoleh gelar ulul azmi memiliki sejumlah kriteria tertentu, di antaranya:
- Memiliki kesabaran yang tinggi dalam berdakwah.
- Senantiasa memohon kepada Allah agar tidak menurunkan azab kepada kaumnya.
- Senantiasa berdoa agar Allah memberikan hidayah kepada kaumnya.
- Memiliki mukjizat luar biasa yang membedakan mereka dengan nabi lainnya.
Dari 25 nabi dan rasul yang wajib kita imani, hanya lima yang memperoleh gelar ini. Gelar ulul azmi merupakan gelar tertinggi dan sangat istimewa di antara deretan nabi dan rasul.
Nabi dan Rasul Bergelar Ulul Azmi
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, ulul azmi adalah gelar kehormatan yang diberikan kepada nabi dan rasul karena keteguhan serta ketabahan mereka dalam menghadapi berbagai tantangan dan cobaan saat menjalankan perintah dakwah. Gelar ini hanya diberikan kepada lima nabi dan rasul, yaitu Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa, dan Nabi Muhammad SAW.
Keteguhan dan kesabaran yang luar biasa dari kelima nabi ini dapat kita lihat melalui kisah-kisah perjuangan mereka dalam menyebarkan wahyu Allah. Berikut adalah beberapa kisah dari nabi-nabi yang mendapatkan gelar ulul azmi.

Nabi Nuh AS
Nabi Nuh bin Lamik bin Metusyalih berasal dari keturunan Nabi Idris, yang merupakan keturunan Nabi Syits bin Adam. Beliau diperkirakan hidup antara tahun 3993-3043 SM dan diangkat menjadi Nabi pada sekitar tahun 3650 SM. Diperkirakan beliau tinggal di wilayah yang kini dikenal sebagai Iraq. Dalam sejarah, banyak yang menyebutkan bahwa Nabi Nuh wafat di Mekkah, dan beliau memiliki empat anak laki-laki. Nama Nabi Nuh disebutkan sebanyak 43 kali dalam Al-Qur’an.
Nabi Nuh memperoleh gelar ulul azmi, terutama karena kesabarannya dalam berdakwah meskipun mendapat hinaan dari kaumnya. Beliau tidak pernah menyerah dan terus menerus mengajak keluarga, kerabat, serta masyarakat untuk kembali ke jalan yang benar. Meskipun usianya hampir mencapai 1000 tahun, jumlah pengikutnya hanya sekitar 200 orang. Bahkan, istri dan anaknya yang bernama Kan’an termasuk dalam golongan yang menentangnya.
Atas kehendak Allah, umat Nabi Nuh yang membangkang akhirnya ditenggelamkan dengan gelombang air bah, sementara Nabi Nuh dan pengikutnya yang beriman selamat. Selama 950 tahun, Nabi Nuh a.s. menyeru kaumnya untuk bertauhid kepada Allah dan meninggalkan penyembahan terhadap berhala. Sayangnya, seruannya mendapat cemoohan, ejekan, dan hinaan.
Pada awalnya, Nabi Nuh a.s. menghadapi tantangan tersebut dengan penuh kesabaran dan ketabahan. Namun, semakin lama, kaum yang ia dakwahi semakin keras menentangnya, dan tidak ada harapan bagi mereka untuk beriman. Setelah berjuang selama 950 tahun tanpa hasil yang memadai, Nabi Nuh akhirnya memohon kepada Allah SWT dengan doa yang tercantum dalam Al-Qur’an:
“Dan Nuh berkata: ‘Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi. Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu, dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat maksiat lagi sangat kafir.'” (QS. Nuh: 26-27)
Allah SWT kemudian mengabulkan doa Nabi Nuh a.s. dan memerintahkan beliau untuk membuat sebuah perahu. Ketika Nabi Nuh membuat perahu di tanah dataran tinggi, banyak orang yang menertawakan dan mengejeknya. Namun, setelah perahu selesai dibangun, datanglah azab dari Allah berupa hujan lebat dan banjir yang luar biasa, disertai dengan angin topan yang dahsyat.
Nabi Ibrahim AS
Nabi Ibrahim bin Azar bin Nahur, yang berasal dari keturunan Sam bin Nuh, diperkirakan hidup antara tahun 1997 hingga 1822 SM. Beliau diangkat menjadi nabi pada sekitar tahun 1900 SM dan tinggal di wilayah yang kini dikenal sebagai Iraq. Nabi Ibrahim wafat di Al-Khalil, Hebron, Palestina. Nama beliau disebutkan sebanyak 69 kali dalam Al-Qur’an. Nabi Ibrahim mendapatkan gelar ulul azmi karena kesabarannya yang luar biasa dalam menghadapi berbagai ujian yang diberikan oleh Allah SWT.
Sejak bayi, Nabi Ibrahim telah diasingkan ke dalam gua karena perintah Raja Namrud yang memerintahkan pembunuhan terhadap setiap bayi laki-laki yang baru lahir. Setelah dewasa, Nabi Ibrahim harus berhadapan dengan Raja Namrud dan masyarakat yang menyembah berhala, termasuk kedua orang tuanya yang terlibat dalam pembuatan berhala. Tidak hanya itu, beliau juga harus menanggung siksaan yang sangat pedih, yakni dibakar hidup-hidup dan diusir dari kampung halamannya.
Pada usia hampir seratus tahun dan setelah menikah dengan Sarah, Nabi Ibrahim belum dikaruniai anak. Akhirnya, istrinya menyarankan agar beliau menikahi seorang budak wanita berkulit hitam bernama Hajar, yang kemudian melahirkan seorang anak laki-laki bernama Ismail. Namun, Allah SWT memerintahkan Nabi Ibrahim untuk meninggalkan Hajar dan Ismail yang baru lahir di tanah gersang di Makkah. Meski berat, Nabi Ibrahim dengan penuh kesabaran menjalankan perintah Allah SWT tersebut.
Namun, ujian Nabi Ibrahim tidak berhenti di situ. Allah memerintahkan beliau untuk mengorbankan Ismail yang telah tumbuh menjadi remaja. Dengan keteguhan hati, Nabi Ibrahim bersedia melaksanakan perintah ini, namun Allah SWT menggantikan Ismail dengan seekor domba (kambing kibas) sebagai pengganti korban. Selain itu, Nabi Ibrahim juga diuji dengan tugas untuk membangun Ka’bah dan menghadapi Raja Namrud yang zalim.
Kesabaran dan kepatuhan Nabi Ibrahim terhadap perintah Allah SWT menjadikannya sebagai salah satu nabi yang memperoleh gelar ulul azmi, sebuah gelar yang diberikan kepada nabi-nabi yang memiliki keteguhan luar biasa dalam menjalankan tugas dakwah dan menghadapi ujian yang berat.

Nabi Musa AS
Musa bin Imran, yang berasal dari keturunan Ya’qub bin Ishak, diperkirakan hidup antara tahun 1527 hingga 1408 SM dan diangkat menjadi nabi pada sekitar tahun 1450 SM. Beliau ditugaskan untuk berdakwah kepada Firaun Mesir dan Bani Israel di Mesir. Nabi Musa wafat di Tanah Tih dan memiliki dua orang anak. Beliau dikenal sebagai sosok yang sabar, baik dalam menghadapi tantangan dakwah kepada Firaun maupun dalam memimpin kaumnya yang seringkali membangkang.
Saat Nabi Musa akan menerima wahyu di Bukit Sinai, sebagian pengikutnya yang dipimpin oleh Samiri malah terjerumus dalam kesalahan dengan menyembah berhala berupa anak lembu emas. Harun, yang ditugasi menggantikan peran Nabi Musa sementara, tidak mampu menghalangi mereka, bahkan diancam akan dibunuh. Namun, ada juga momen di mana Nabi Musa merasa kesulitan untuk bersabar, seperti saat beliau berguru kepada Khidir.
Nabi Musa a.s hidup pada masa pemerintahan Firaun di Mesir. Diketahui bahwa seorang tukang ramal meramalkan bahwa akan lahir seorang bayi laki-laki dari kalangan Bani Israel yang kelak akan merobohkan singgasana Firaun. Oleh karena itu, ibu Nabi Musa meletakkannya dalam sebuah peti dan menghanyutkannya di sungai Nil untuk menyelamatkannya. Setelah dewasa, Nabi Musa menunjukkan kecerdasan dan ketangkasan luar biasa, serta perhatian yang besar terhadap orang-orang yang lemah dan tertindas.
Nabi Isa AS
Isa bin Maryam binti Imran, yang berasal dari keturunan Sulaiman bin Daud, diperkirakan hidup antara tahun 1 SM hingga 32 M, dan diangkat menjadi nabi sekitar tahun 29 M. Nabi Isa ditugaskan untuk berdakwah kepada Bani Israil di Palestina. Namun, beliau tidak wafat, melainkan diangkat oleh Allah ke sisi-Nya. Nama Nabi Isa disebutkan sebanyak 25 kali dalam Al-Quran.
Banyak hal yang menunjukkan kesabaran dan keteguhan Nabi Isa dalam menyampaikan wahyu dari Allah. Beliau harus menghadapi berbagai cobaan, termasuk kehidupan yang serba kekurangan, pengkhianatan dari seorang muridnya, Yudas Iskariot, serta fitnah dan penolakan dari kaum Bani Israil yang ingin mengusir dan membunuhnya. Kehidupan Nabi Isa menjadi teladan dalam hal kezuhudan dan ketaatan dalam beribadah kepada Allah.

Nabi Muhammad SAW
Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muttalib, yang berasal dari keturunan Ismail bin Ibrahim, diperkirakan lahir pada tahun 571 M dan wafat pada 632 M. Beliau diangkat menjadi nabi pada tahun 610 M dan ditugaskan untuk berdakwah kepada seluruh umat manusia dan seluruh alam semesta. Rasulullah SAW tinggal di Mekkah dan Madinah, serta wafat di Madinah. Beliau meninggalkan tujuh orang anak, dan namanya disebutkan sebanyak lima kali dalam Al-Quran.
Rasulullah SAW mendapat julukan ulul azmi karena sejak kecil hingga dewasa, beliau selalu menghadapi masa-masa sulit. Pada usia enam tahun, beliau sudah menjadi yatim piatu. Ketika dewasa, Rasulullah SAW harus membantu meringankan beban paman (Abu Talib) yang merawatnya. Tantangan terbesar yang beliau hadapi adalah setelah diangkat menjadi rasul, di mana penentangan datang tidak hanya dari orang luar, tetapi juga dari Abu Lahab, pamannya sendiri. Selain itu, Rasulullah SAW juga harus merasakan penderitaan saat Bani Hasyim diboikot dan diasingkan di sebuah lembah karena dakwahnya. Berbagai kesulitan dan ujian ini terus dihadapi oleh Rasulullah SAW dari mulai kelahiran hingga wafatnya.