AktualPost.com – Jumat siang yang seharusnya tenang di SMAN 72 Jakarta berubah menjadi kepanikan besar. Ledakan keras mengguncang area sekolah di Kelapa Gading, Jakarta Utara, sekitar pukul 12.30 WIB (7/11/2025), saat salat Jumat sedang berlangsung.
Insiden yang awalnya dikira berasal dari speaker masjid sekolah itu menelan puluhan korban luka. Hingga kini, polisi masih menelusuri motif dan pelaku di balik kejadian ini.
Berikut rangkuman fakta-fakta terbaru yang berhasil dihimpun AktualPost.com
1. 55 Orang Jadi Korban, Semua Biaya Ditanggung Pemprov DKI
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung memastikan ada 55 korban luka akibat ledakan di SMAN 72 Jakarta. Para korban kini dirawat di RS Islam Jakarta Cempaka Putih dan RS Yarsi.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, kata Pramono, akan menanggung seluruh biaya pengobatan.
“Dalam keadaan seperti ini, Pemprov DKI akan hadir. Semua biaya perawatan rumah sakit akan ditanggung sepenuhnya,” ujar Pramono saat meninjau lokasi, Jumat (7/11/2025).
Ia juga meminta Dinas Kesehatan dan pemerintah kota untuk segera mendata identitas semua korban.

2. Ledakan Terjadi Saat Salat Jumat
Menurut Kapolda Metro Jaya Irjen Asep Edi Suheri, ledakan terjadi ketika jamaah sedang mendengarkan khotbah Jumat.
“Pas sudah khotbah, tiba-tiba terdengar suara ledakan,” ujarnya singkat.
Suasana langsung panik. Saksi-saksi di lokasi menyebut asap tebal sempat terlihat di sekitar masjid sekolah.
3. Ada Dua Kali Ledakan, Siswa Panik dan Berlarian
Sejumlah siswa mengaku mendengar dua kali ledakan.
“Ledakan pertama pas kami di lapangan. Nggak lama, ledakan kedua terdengar. Teman-teman yang dari lantai tiga langsung lari turun, banyak yang berdarah,” kata Aurel Palma, salah satu siswi SMAN 72.
Warga sekitar, Lazarus, juga mengonfirmasi hal serupa.
“Selang beberapa detik setelah ledakan pertama, terdengar lagi ledakan kedua,” ujarnya.

4. Benda Mirip Senjata Api di TKP Ternyata Mainan
Setelah mengamankan lokasi, tim kepolisian menemukan benda mirip senjata api di sekitar tempat kejadian. Namun setelah diperiksa, ternyata senjata itu hanya mainan.
Wamenko Polhukam Lodewijk F. Paulus yang sempat meninjau lokasi mengatakan,
“Memang ada benda mirip senjata di TKP, tapi setelah dicek ternyata mainan. Bukan senjata asli.”
5. Pelaku Diduga dari Lingkungan Sekolah
Polisi kini masih mendalami identitas dan motif pelaku. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyebut, dari hasil penyelidikan sementara, pelaku diduga masih berasal dari lingkungan sekolah SMAN 72 sendiri.
“Informasi sementara, pelaku masih dari lingkungan sekolah tersebut,” kata Kapolri dalam konferensi pers di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Jumat (7/11/2025).
Sementara itu, polisi terus memeriksa sejumlah saksi, termasuk guru dan siswa, untuk memastikan kronologi kejadian.

6. Pemerintah Pastikan Belajar Tetap Jalan dan Sediakan Pendampingan Psikologis
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) juga turun tangan menyikapi insiden ini.
Wakil Menteri Atip Latipulhayat langsung menjenguk korban di RS Islam Jakarta.
“Alhamdulillah, kondisi para korban sudah ditangani dengan baik. Semoga segera pulih,” ujarnya.
Kemendikdasmen memastikan kegiatan belajar di SMAN 72 akan kembali berjalan setelah situasi dinyatakan aman. Selain itu, mereka juga akan memberikan pendampingan psikologis bagi para siswa dan guru yang terdampak.
“Kami akan menyiapkan layanan psikologis agar kondisi mental dan emosional siswa tetap terjaga,” kata Anang Ristanto, Kepala Biro Komunikasi Kemendikdasmen.
Fasilitas sekolah yang rusak akibat ledakan pun akan segera diperbaiki agar proses belajar tidak terganggu.
7. Polisi Masih Selidiki Motif dan Sumber Ledakan
Hingga kini, tim gabungan Polri dan Brimob masih berjaga di area sekolah. Seluruh area SMAN 72 ditutup sementara untuk kepentingan penyelidikan.
Kapolri menegaskan bahwa motif dan bahan pemicu ledakan masih dalam proses penyelidikan.
“Anggota sedang mendalami identitas pelaku, latar belakang, serta lingkungan sosialnya. Nanti semua akan kami sampaikan setelah datanya lengkap,” tegasnya.
Insiden ini meninggalkan duka mendalam, tidak hanya bagi keluarga korban, tapi juga bagi dunia pendidikan Indonesia. Pemerintah berjanji akan memastikan kejadian serupa tak terulang lagi.

